24 Februari 2025

Fitnah Adalah Dosa Besar yang Tak Cukup dengan Maaf Harus dengan Tobat Sejati


Bogor ,MEInd TV – Pengajian Al Ikhbar yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bogor secara daring Online, Senin (24/2/2025), menghadirkan tausiah mendalam tentang bahaya fitnah dalam kehidupan bermasyarakat. 


Kegiatan ini dipimpin oleh KH Achmad Yaudin Sogir, anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PKB sekaligus Wakil Ketua Komisi I, yang menegaskan bahwa fitnah merupakan dosa besar yang memiliki dampak luas dan berbahaya dalam kehidupan sosial.
 Dalam tausiahnya, KH Yaudin Sogir mengingatkan bahwa fitnah bukan sekadar kebohongan biasa, melainkan dosa besar yang dalam Islam dipandang lebih berat dari pembunuhan. Ia mengutip firman Allah SWT dalam Al-Qur'an: “Fitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah: 191) Menurut KH Yaudin, ayat ini menegaskan bahwa fitnah bisa menghancurkan persatuan masyarakat, memicu konflik, dan menimbulkan kebencian yang berkepanjangan.

Ia juga mengingatkan bahwa dampak fitnah tidak berhenti hanya pada korban langsung, tetapi bisa meluas ke komunitas yang lebih besar. 
 KH Yaudin juga mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang menegaskan bahayanya ucapan yang tidak terkendali: "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah tanpa ia sadari, namun karena ucapan itu ia dilemparkan ke dalam neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.
" (HR. Bukhari dan Muslim) Lebih lanjut, KH Yaudin menegaskan bahwa fitnah tidak hanya berbentuk tuduhan palsu atau kebohongan besar, melainkan juga perkataan sepele yang dapat menimbulkan salah paham dan perpecahan. Terlebih di era digital, penyebaran hoaks dan kabar bohong melalui media sosial menjadi bentuk fitnah modern yang dapat menyebar luas dalam hitungan detik.
 "Tobat dari fitnah tidak cukup hanya dengan meminta maaf kepada manusia, tapi juga harus ada penyesalan mendalam di hadapan Allah SWT dan bertekad untuk tidak mengulanginya," tegasnya. 

Ia mengutip pandangan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin yang menyebutkan bahwa tobat sejati memiliki empat syarat: meninggalkan dosa, menyesali perbuatan, bertekad tidak mengulangi kesalahan tersebut, dan memperbaiki hubungan dengan pihak yang telah dirugikan.
 KH Yaudin juga mengingatkan hadits lain yang menunjukkan betapa dahsyatnya dampak fitnah: "Fitnah tidur, semoga Allah melaknat siapa saja yang membangunkannya." (HR. Abu Dawud) Menurutnya, hadits ini menjadi peringatan keras agar umat Islam tidak menjadi pemicu konflik atau perpecahan di tengah masyarakat. Tak hanya dari sisi agama, KH Yaudin juga mengingatkan tanggung jawab sosial jurnalis dalam menjaga kebenaran informasi.
 "Jurnalis memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan informasi yang benar dan tidak menjadi bagian dari penyebaran fitnah. Satu berita hoaks bisa merusak reputasi, memicu konflik, bahkan mengorbankan nyawa," pesannya. 

Ia pun menutup tausiahnya dengan seruan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama di media sosial. "Jangan mudah percaya dan menyebarkan kabar yang belum pasti kebenarannya. Ingatlah, satu kata bisa menjadi sebab kebinasaan, sementara satu kebenaran bisa menjadi sebab keselamatan," tutup KH Yaudin. 
( Red )

Tidak ada komentar: